Saya mulai tertarik dengan negeri yang beribukota di Seoul ini sejak duduk di bangku kelas 3 SMP. Waktu itu ayah saya diundang untuk presentasi tentang potensi tambang dan mineral Indonesia di Korean Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM) – semacam departemen sumberdaya mineralnya Korea Selatan. Dari cerita dan foto-foto yang dibawa Bapak, rasa ingin tahu saya tentang Korea (Korea Selatan, pen.) mulai muncul.
Sekitar pertengahan Agustus 2008, saya berkenalan dengan mahasiswi Korea yang berkunjung ke Bandung dalam rangka mempromosikan taekwondo. Saya bertemu mereka di kampus. Ternyata dari obrolan kami, saya mengetahui kalau mereka tidak terlalu lancar berbahasa Inggris. Hehe, jadi PeDe deh ngobrolnya. Sebenarnya dari pertemuan itu, keesokan harinya saya dan anak-anak LSS diundang ke Korean Party di BTC. Tapi saat itu LSS sedang hectic mempersiapkan pementasan. Saya sebenarnya bisa datang, tapi karena ada satu dan lain hal akhirnya saya batal memenuhi undangan mereka. Amat disesalkan membuang peluang memperluas network dengan bangsa lain.
Tahun 2009, saya iseng-iseng menjelajahi perpustakaan pusat ITB dan menemukan majalah KOREA. Majalah resmi yang dikeluarkan departemen luar negeri Korea untuk tujuan promosi. Saya men-subscribe gratis majalah tersebut. Dan hasilnya, sudah setahun lebih ini saya mendapat kiriman majalah-majalah tersebut tiap bulannya. Dari situlah saya mulai mengenal Korea dari budayanya, geografinya, dan gaya hidup orang-orangnya.
Memang, saya sudah lama mendengar tentang film-film drama Korea. Yang pertama kali saya tahu (bukan ditonton ya, cuma tau aja) itu Winter Sonata. Tapi karena drama, saya jadi ga tertarik sama sekali tentang film-film Korea itu. Apalagi kalau udah ada dance-dance nya…geli banget lah.
Tapi… gatau yah, sejak denger ada drama Korea dengan judul ini:
“My Girlfriend is a Nine Tailed Fox” atau ada juga yang menyebut “My Girlfriend is a Gumiho”
saya jadi penasaran. Saya lupa denger judul film ini pertama kali darimana. Tapi langsung tertarik, karena terbayang film-film modern yang dipadukan dengan unsur budaya lokal. Hehe. Insting historian saya muncul lagi.
Akhirnya, minggu kemaren saya ngopi 4 episode film ini dari Ninis (berikutnya ngopi dari Pury & Dian). Dan saya pun nonton drama Korea untuk pertama kalinya…
Woow..nice..nice…drama yang cukup menyentuh. Hehe. Akhirnya, dengan menonton film ini seolah-olah hampir semua cerita tentang Korea yang saya dapat dari Bapak dan majalah KOREA langganan saya tervisualisasikan. Kisah tentang Mi Ho yang suka makan daging (Korean Beef) jadi mengingatkan cerita Bapak kalau orang Korea memang penggemar daging. Dan tidak tanggung-tanggung, makannya pasti banyak (beratus-ratus gram atau bahkan sekilo lebih). Tapi setiap makanan di Korea itu selalu ada kombinasinya. Makan daging dipadukan dengan sayuran-sayuran tertentu mengakibatkan efek samping-efek samping dari makanan yang dimakan menjadi netral.
Geografi Korea pun, yang saya kenal dari majalah, cukup jelas tergambarkan. Memang sepertinya satu-satunya kota metropolitan di Korea adalah Seoul. Sisanya Korea lebih seperti kabupaten-kabupaten/pedesaan yang modern.
Terus…
Tentang filmnya sendiri…
Haha…sejak saya nonton film ini dan dengerin OST-OST nya, terutama yang judulnya “Two as One” saya jadi sering senyum-senyum sendiri. Di filmnya OST ini muncul kalau si Mi Ho dan Dae Woong nya mulai so sweet. Tapi beat musiknya sepertinya emang satu frekuensi dengan hati saya deh (ahahaha….gombal), bener-bener masuk soalnya.
*Eh, saya cuma mengapresiasi lagunya ya…ga ada hal lain
Sinopsisnya…
Ah, udah banyak yang ngulas. Liat aja di sini:
http://wiki.d-addicts.com/My_Girlfriend_is_a_Nine-Tailed_Fox#Synopsis
http://zoladiaries.blogspot.com/2010/07/my-girlfriend-is-gumiho.html
http://meylaniaryanti.wordpress.com/category/my-girlfriend-is-a-gumiho/
Overall saya dapet sebuah kesan yang impresif banget dari karakternya Mi Ho si siluman rubahnya. Dia cantik, lucu, energik, dan (kayanya) selalu bikin tentram orang-orang sekitarnya. Tapi poin yang paling pentingnya, dia tipe wanita yang setia.
Aaahh…andai ada Mi Ho yang sholehah (mungkin namanya Siti Mi Ho) udah saya kejar tuh buat dilamar. Hehehe.
sumpaaaaah, siti gumiho, wkwkwkkwkw
ane gagal pertamax gan.keep posting ya. woonga!!!
@ninis:Siti Mi Ho nis, lengkapnya:Siti Mi Ho binti Sarmijoeh,tapi Siti Gumiho juga bagus sih..@Aris:oke ris!Woonga!!