Memantaskan Diri

Sebelumnya saya ingin meminta maaf, terutama kepada diri sendiri. Saya akan melakukan kegiatan hukuman secepatnya.

Bingung ya, bingung ya?? Silakan baca ini.

Beberapa hari yang lalu saya selesai baca buku “7 Keajaiban Rezeki”. Sebenarnya waktu masih kuliah , temen saya, Yuma, pernah ngenalin buku ini. Cuma dulu rada “hare-hare” (hare-hare itu bahasa India Barat, artinya: males :p). Tapi beberapa minggu sebelumnya, Yuma dan Ijal ngebahas lagi tentang buku itu di notes FB dan blognya.
Akhirnya saya pun beli buku karya Ippho Santosa itu (eh, belum dibayar deng bukunya…haha…sorry to Aul).
Baca.Baca.Baca. Akhirnya saya menyelesaikan buku itu di sini, di Plaju, sekalian ngerjain proyek.
Banyak pelajaran yang bisa diambil, biar saya ga cape nulis lagi, silakan baca di artikelnya Ijal dan notesnya Yuma.
Namun ada yang ingin saya bahas sekarang. Saya tergugah untuk bikin tulisan ini karena beberapa hari/minggu ini saya sedang menunggu pengumuman lomba, saya sedang menunggu pengumuman beasiswa, saya sedang mengerjakan tugas, dan saya baru berkunjung dari rumah kakak kelas yang sudah menikah. Yah, benang merahnya adalah saya sedang memikirkan tentang impian dan pencapaiannya. Ya, impian: tentang melanjutkan sekolah, menyelesaikan pekerjaan, bekerja, menikah,dll.


Nah, di buku “7 Keajaiban Rezeki” ini, di bab “Sepasang Bidadari”, Ippho sempat membahas tentang “Memantaskan Diri”.

Saya jadi tersadar, kenapa saya lulus April. Kenapa saya kerja di sini, ngga di sana, kenapa saya single (oww), kenapa, kenapa, kenapa,… Akhirnya saya kembali yakin bahwa apapun kondisi saya sekarang inilah yang terbaik bagi saya dari Allah. Dan apabila saya belum berhasil meraih sesuatu yang saya inginkan, berarti saya belum pantas mendapatkannya. Saya harus berikhtiar lebih dan beribadah lebih. Saya harus memantaskan diri saya untuk apa yang saya cita-citakan.
Jadi terbersit sebuah quote yang saya cipatakan sendiri (klo udah ada yang buat sebelumnya, yakinlah, klo saya ga ngejiplak :p):

There is nothing impossible, there is just not feasible


Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini atas izin-Nya. Semua bisa terjadi, namun apakah itu layak terjadi? Apakah itu pantas?

Bagaikan sebuah proyek, pasti bisa dikerjakan, tapi apakah layak dari segi teknis, ekonomis, dll.?

Bagaikan mimpi-mimpi anak manusia, pasti bisa terwujud, karena kuasa-Nya. Tapi apakah saya layak untuk mendapatkannya?

Bagaikan mencari pasangan hidup. Pasti bisa didapat. Tapi apakah saya layak untuknya?

Masih ada sisa waktu menuju tanggal 9 Juni 2011 untuk memantaskan diri saya. Masih ada sisa waktu hingga akhir Juli 2011 untuk memantaskan diri saya. Masih ada sisa waktu hingga Desember 2013/Januari 2014 untuk memantaskan diri saya. Semoga saya pantas untuk itu semua.
Amiin.
*)Semoga artikel ini bermanfaat buat yang baca

10 Comments on "Memantaskan Diri"


  1. woww like this sekalii sama istilah \” memantaskan diri \”nice artikel , kak 🙂 sangat inspiratif.ayoo kita memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik dari-Nya 🙂

    Reply

  2. iya ghan, ini semua gara2 yuma. hehe. ayo cepet bayar utangnya sebelum makin berbunga. :Dasik2, kapan tanggal cantiknya?

    Reply

  3. heueuh euy,si yuma sodakohna jadi gede…iya ul,klo inget ya bayar hutangnya.Klo ga dibayar kan,jadi sedekah :pTanggal mah belum ada euy, mau ngebooking tempat resepsinya dulu (klo bisa).

    Reply

  4. push up dulu ghan. hukuman ga nulis in english.. hehe :)sedikit komen : klo suka nonton kuliah \”mario teguh golden ways\”, ada benang merah ttg \”pemantasan diri\”. bahwa pencapaian yg hebat hanya pantas bagi ikhtiar dan mimpi yg hebat pula. kira2 bgitu. semoga Allah memberkahi :)btw, pinjem bukunya.. haha. 😛

    Reply

  5. @yosay:iya euy,belum push up!aduh..lagian klo saya mosting in english, yang ngomennya dikit euy.haha.Anyway, makasih buat tambahan inspirasinya!Bukunya nampak belum bisa dipinjem nih,masih ada yg ngantri.hehe

    Reply

  6. Rembulan Tenggelam di Wajahmu-Tere Liyemenurutku itu bagus juga kak. Cem-cem renungan juga tapi dengan bahasa yang lebih familiar (bahasa cerita kehidupan orang).Anyway, mari mulai memantaskan diri. 😀

    Reply

  7. aih, ini nih. lagi ngetren deh om Ippho, sy juga kmarin keracunan twitnya.. juga kepikiran soal memantaskan diri..yok. berikhtiar lebih keras. semangat Ghan!

    Reply

  8. @Retta:Makasih buat referensinya..yu,marii… :)@T'Tiffa:iya nih, karya2 mas Ippho lagi menginspirasi banyak orang.Ikutan deh..

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *