Tempat di mana saya berada saat ini, adalah tempat terbaik bagi saya
Kalimat tersebut saya simpulkan saat saya menyadari bahwa perjalanan hidup manusia selalu berada di bawah skenario-Nya. Perjalanan hidup ini bagaikan puzzle-puzzle. Kita tidak tahu apa yang terjadi sekarang, apakah baik atau buruk. Namun pada suatu titik kita akan menyadari bahwa potongan-potongan hidup kita yang lalu, masa-masa senang dan sedih, akan membawa kita pada kondisi terbaik yang hanya Allah SWT yang tahu.
…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(Q.S. Al-Baqarah:216)
Saya teringat dulu pernah dipanggil Bu Rina (pamong Kimia di SMA TN) setelah belajar malam. Rupanya bapak (ayah saya) menelepon beliau, meyakinkan kalau ia masih mampu membiayai kuliah saya dan berharap saya keluar dari program pembinaan catar-capol. Padahal bukan karena itu saya mendaftar, melainkan karena cita-cita masa kecil saya. Hal serupa terjadi pula di pertengahan tahun 2010 saat saya tiba-tiba melontarkan ide untuk bekerja di perusahaan tambang, yang ‘katanya’ bisa membawa pulang sekarung emas dan sebongkah berlian dalam waktu singkat (mohon diverifikasi š ). Melihat motivasi saya itu, bapak kembali meyakinkan saya bahwa ia masih bisa menafkahi keluarga dan menyuruh saya mengejar cita-cita melanjutkan sekolah. Lalu suatu ketika saat saya membuka
halaman ini, ia berkata pada saya bahwa inilah figur-figur pahlawan masa kini.Ā
Tahun 2011. Ini merupakan tahun kelulusan saya. Saya memutuskan bergabung di Lab. Mektan setelah sidang TA. Niat saya ingin mencari pengalaman dan menjalankan strategi-strategi yang sudah direncanakan. Strategi apakah itu? Dengan bekerja di lab, saya masih mendapatkan suasana kampus, suasana akademik. Ini menjadi modal bagi saya untuk bisa belajar lebih banyak dari yang teman-teman lain yang bekerja di luar. Dengan
academic resource yang sangat banyak, saya berharap hard skill saya terasah dengan baik di sini. Selain itu saya pun punya banyak waktu menjadi
scholarship hunter dan mempersiapkan berbagai macam syarat yang dibutuhkan untuk ngepply-ngepply berbagai macam beasiswa, untuk mewujudkan mimpi saya dan mimpi ayah saya. Meskipun saat itu saya sudah lolos screening universitas untuk beasiswa
EMMEP. Saya sangat percaya diri akan mendapatkannya (keyakinan adalah suatu keharusan!) hingga…
Saya tidak dapat kabar hingga akhir Juli, yang artinya saya gagal mendapatkan beasiswa! Padahal saat mendaftar dulu banyak kejadian-kejadian baik yang tak terduga. Mulai dari berkas pendaftaran yang betul-betul baru diterima di Belanda di hari terakhir. Nilai TOEFL yang di dapat dari hasil belajar “ninja” selama sebulan. Dan akhirnya lolos di list universitas sebagai applicant termuda dan belum lulus (saat itu). Wah…ternyata gagal…Padahal saat itu, Delft, sebagai salah satu universitas yang ada dalam program, yang brosurnya, entah sudah berapa banyak saya kumpulkan dan berserakan di kamar saya, adalah sekolah impian saya. Saya pun menuliskan di peta mimpi saya (yang jadi header blog ini) bahwa saya akan berada di Delft pada bulan Juli 2011. Ternyata Allah SWT belum berkehendak seperti itu.
Kerjaan di lab pun, yang saya kira akan banyak mengasah hard skill saya, ternyata tidak seperti yang saya harapkan. Saya sering membandingkan dengan beberapa teman saya yang bekerja di konsultan lain. Mereka sudah mengerjakan beberapa proyek geoteknik, sedangkan saya, hingga pertengahan tahun baru satu pekerjaan geoteknik yang dikerjakan. Saat itu saya lebih sering dikirim ke lapangan dan mengerjakan pekerjaan yang bukan merupakan subjek tujuan studi master yang saya inginkan kelak.
Tulisan ini saya buat di Plaju, tanggal 19-20 Desember 2011*. Seperti puzzle, yang lambat laun mulai membentuk gambar utama, pada akhirnya saya mulai memahami skenario yang tengah “dijalankan” pada kehidupan saya…
Gagalnya rencana untuk lulus bulan Juli, kemudian merencanakan Oktober (gagal juga), dan akhirnya April, membuat saya memiliki banyak waktu untuk mengikuti ujian english proficiency, hunting-hunting scholarship, dan mendapatkan pengalaman proyek pertama. Gagalnya saya mendapatkan beasiswa EMMEP dan terbang ke sini, memberikan saya tambahan waktu untuk memperdalam pengalaman dan mempersiapkan keilmuan saya. Saya pun akhirnya bisa me-maperkan TA saya. Kegagalan di EMMEP juga ternyata membuat cita-cita saya untuk melanjutkan sekolah di bidang sipil-geoteknik insya Allah akan tercapaiĀ (FYI: EMMEP adalah beasiswa yang fokus pada enrichment para profesional di bidang tambang dan mineral, termasuk di dalamnya bidang geoteknik tambang-yang saya apply). Dua minggu lalu akhirnya saya mendapat telepon dari “Thamrin 24” yang akhirnya resmi mengakhiri pekerjaan saya sebagai scholarship hunter :D.
Tugas-tugas dari lab, yang tadinya membuat saya kecewa, akhirnya memberikan saya manfaat yang saya sendiri tidak menyadarinya. Kemampuan how to deal with people dan soft skill-soft skill lainnya saya dapatkan di sini, sini, dan sini. Dari pengalaman di lapangan tersebut saya mulai bisa mengukur kemampuan diri saya, dan saya akui saya masih kurang pengalaman dan skill di accounting dan ngurus-ngurus urusan yang berbau ekonomi dan administrasi (harus belajar lebih keras lagi di bidang ini!). Karena menurut saya, seorang engineer tanpa pengetahuan seperti itu ujung-ujungnya cuma bakal jadi pesuruh. Mengenai hard skill, karena saya tidak lolos EMMEP, waktu saya pun bertambah dan bisa belajar banyak hal tentang dunia teknik sipil dan (khususnya) geoteknik. Dan mengenai berkarya di lab setelah lulus, saya pun bersyukur karena dengan tinggal di Bandung (kota yang sangat ideal untuk tinggal – menurut saya), saya masih bisa melakukan hobi saya š .
Itulah sebagian gambar dari puzzle-puzzle yang baru bisa saya lihat sekarang. Alangkah lebih baik jika saya bisa melihat “the big picture” itu setiap kali satu puzzle diletakkan.
Semoga saya bisa lebih bersyukur.
Untuk menutup tahun hijriyah (1432 – tanggal 26 November yang lalu) dan tahun masehi 2011 ini, mari ucapkan:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alamĀ
*)Ā sengaja saya gunakan fitur “schedule” yang ada di blogspot untuk mem-publish artikel ini di penghujung tahun masehi