Museum KAA


Hari ini, mumpung libur, saya ngajak ade buat jalan-jalan. Ke mana? Heheh…
Bukan ke mal, tempat hiburan, restoran, dsb.

Hari ini saya ngajak ade ke Museum Konferensi Asia Afrika. Letaknya di Jalan Asia Afrika. Depan Sarinah (eh,masih ada engga ya?). Dulu gedung ini namanya gedung Concordia.

“Gong Perdamaian” Peringatan 50th KAA

Museumnya, dibandingkan waktu saya SD ato SMP dulu, udah jauh lebih baik. Udah direnovasi. Mungkin ini juga efek dari 50 tahun KAA waktu tahun 2005. Jadinya dirombak total. Bandung, ato bahkan Indonesia butuh banget museum yang kaya gini. Biar warganya cerdas-cerdas dan bisa menghormati sejarah bangsanya.

Pertama kali masuk, kaya masuk toko roti jaman dulu/masuk rumah priyayi. Soalnya pintunya bener-bener ditutup rapat, cuma ada tulisan “OPEN/BUKA”. Masuklah saya ke dalam. Waaah…ternyata di dalem juga rame. Entah emang pada niat ngunjungin museum atau ikut berteduh gara-gara di luar hujan, atau mungkin efek dari Braga Festival, wallahualam. Tapi yang jelas saya cukup senang ternyata museum ini hidup kembali.

Hidup kembali?
Ya, seperti yang pernah saya singgung di beberapa postinganpostingan saya yang terdahulu, dulu (pas SD-SMP) saya sering banget maen ke sini. Ke museum KAA atau perpusda Jabar. Dan dulu kondisinya suram, gelap, ga rame (bahkan mau ke wc pun suka keeung, takut tiba-tiba muncul hantu delegasi KAA). Beda jauh pokonya. Jadinya, sekalinya liat wajah-wajah yang antusias yang mengisi kemegahan gedung ini, sedikit banyak saya pun ikut senang.

Ruangan utama…
Berisi patung-patung para pelopor KAA, yaitu:
-Pandit Jawaharlal Nehru (PM India)
-U Nu (Birma)
-Ali Sastroamidjoyo (PM Indonesia)
-Soekarno
-Moh. Hatta
-Sir John Kotelawala (PM Sri Lanka)
-Mohammad Ali Jinnah (PM Pakistan)

Alhamdulillah masih hapal pelajaran sejarah SD 🙂

Saya dan “senior” T.Sipil ITB dan 6 tokoh KAA lainnya

Adik saya, Alfa, di depan plakat “Dasasila Bandung”

Di ruangan ini pun ada banyak panel-panel informasi tentang KAA. Oia, ada yang baru, ada software interaktif mengenai KAA! Ada 4 komputer klo ga salah, dan isinya beda-beda. Kerenlah pokoke…Software interaktif KAA

Di dalem museum juga katanya (seperti yang tertera di papan peringatan) ga boleh ngambil foto. Tapi ya, sayang juga klo dilewatkan. Akhirnya diem-diem kita juga foto-foto deh. Apalagi ada senior saya di sipil (Ir. Soekarno).Hehe…

Satu lagi yang menarik dari Museum KAA ini, yaitu ada ruangan pameran tambahan yang isinya pameran tambahan mengenai budaya Indonesia. Tahun lalu, saat saya ke sini, sedang ada pameran mengenai Papua (bisa dilihat di sini). Nah, sekarang pamerannya tentang Sunda Kecil (daerah Nusa Tenggara dan Timor). Pameran kebudayaan yang selalu bervariasi ini cukup ampuh sebagai unggulan Museum KAA. Saya jadi membayangkan, bagaimana jika suatu saat nanti museum ini khususnya, atau museum lain di Indonesia bisa seperti Museum of Natural History-nya Amerika Serikat. Keren banget pastinya…

Ayo!
Yang belum sering maen-maen ke tempat kaya gini mulai dibiasakan ya!
Saya juga tadi seneng liat anak kecil gendut lucu maen-maenin komputer interaktifnya. Coba deh bayangkan klo semua warga Bandung antusias mengenai sumber-sumber pendidikan seperti ini. Keren kan?
Ya..soalnya klo menurut saya, ngga cukup Bandung mengklaim dirinya sebagai “Creative City” klo cuma secara tampilan fisik aja. Tapi menurut saya, yang terpenting dari perkembangan suatu kota itu ya dari sikap masyarakatnya sendiri. Bagaimana mereka dapat mengembangkan dirinya masing-masing dan beradaptasi terhadap perkembangan peradaban. Bayangkan (lagi), klo setiap warga Bandung sudah sadar akan lingkungan dan kemajuan IPTEK, ditambah lagi IMTAK yang kuat. Tiap hari kita liat orang bersepeda, liat museum dan perpustakaan penuh, liat taman penuh oleh aktivitas sosial masyarakat, masjid, gereja, pura, vihara, klenteng yang penuh sesak (tentunya disertai toleransi beragama yang tinggi), dsb. Seneng kan?
Jika suatu saat kondisi itu terjadi, mungkin saat itulah kita sudah mengalami kemajuan yang pesat. Amiin.

Untuk Bandung yang lebih baik !Sang Merah Putih, satu dari puluhan bendera negara-negara di dunia yang dipajang di ruang pameran

Pilih GHANI No.Urut 1 ! (hehehehe-sorry, just junking)


…menurut saya, yang terpenting dari perkembangan suatu kota itu ya dari sikap masyarakatnya sendiri, bagaimana mereka dapat mengembangkan dirinya masing-masing dan beradaptasi terhadap perkembangan peradaban

8 Comments on "Museum KAA"


  1. iya nih..udah lama ga kesana.Tapi sri baduga teh menyeramkan euy..oia,klo mandala wangsit tau ga got?museum perang gitu..itu juga serem..hehe

    Reply

  2. iya gan..stuju saya oge, lebih baik ke tempat2 sejarah daripada menghabiskan seharian di mall…tapi lebih baik lagi menghabiskan waktu di stasiun kereta (hihihihihi maklum pecinta kereta sangat :P)

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *