Malem-malem di Cicadas

Malam minggu kemaren, kami, pengurus XXXIX LSS ITB nginep di suatu tempat di Cicadas. Sebuah kawasan sentra komersil terpadat di kota Bandung. Berbagai macam isu dibahas, dari mulai agenda kecil hingga agenda badag (yeah!). Menjelang tengah malam, setelah sebagian besar dari kami terlelap dalam buaian angin malam yang sepoi-sepoi (poi ga ikut, bukan dia), saya ngoprek leptopnya si Iqbal dan nonton film-film hasil nyedot di rileks yg selama ini ga sempet ditonton gara-gara banyak tugas. Film yang direncanain mau ditonton ada tiga, Transporter 3 dan Mission Impossible 3. Pokonya tiga banget lah malem itu. Yang masih bangun juga tiga orang. Candra, Riva, dan saya.

Hmmm…film pertama, Transporter 3.

Film ini mikir banget. Tingkat tinggi lah. Susah nangkep. Bukan gara-gara alur ceritanya yang kompleks, tapi gara-gara subtitle-nya ga mau keluar. Jadilah saya menonton dengan kening berkerut dan telinga berdenyut. Meskipun nilai TOEFL pas TPB dulu lumayan, tapi kejadian malem ini kayanya mengingatkan saya untuk cepat-cepat belajar intensif bahasa Inggris lagi buat ningkatin TOEFL.

Film yang dibintangi Jason Statham ini mirip-mirip dengan James Bond. Tapi bedanya dia kerja sendiri dan mainan utamanya mobil sama keahlian beladiri yang dia dapat waktu masih jadi tentara. Fighting scene-nya lumayan keren. Mirip James Bond yg diperanin si Craig (klo Pierce Brosnan kayanya ga akan se-harak itu). Dalam film ke-tiga dari transporter ini (saya ga tau Transporter ke-dua tentang apa ya…?), ceritanya si Frank (tokoh utamanya) harus mengantar putri dari pejabat lingkungan Ukrania dengan selamat. Secara umum cerita ini berkaitan dengan isu lingkungan, tentang pembuangan limbah nuklir. Jalan ceritanya berkelok-kelok, penuh konflik dan kepentingan, tapi yang pasti jagoannya menang di akhir (udah ketebak). Mobil yang dipake pun keren. Merek mobil Audi dan Mercedes Benz muncul di sini dan teknologi yang mendominasi di film ini adalah GPS (Global Positioning System). Dimirip-miripin sama James Bond lagi, di film ini ada figur seorang wanita (seperti Bond’s girl). Walaupun tidak secantik Olga Kurylenko, tapi lumayan buat menemani kesepian si Frank. Kata si Bos, Statham itu dulunya stuntman (pantes aja aksinya mantap), dan setelah saya liat di Wikipedia dia memang spesialis aksi-aksi ekstrim kayanya (soalnya dulu direkrut oleh agensi bagian per-atlit-an). Transporter 3 ini cukup menegangkan dan layak ditonton oleh penggemar film2 hi-tech, detektif, dan spy macam MI dan JB.

1 ½ jam, berlalu, menuju film ke-dua: Mission Impossible 3

Film ini dirilis tahun 2006. Klo mau lihat resensinya mungkin sudah banyak beredar di jagat maya ini. Saya baru nonton karena memang baru sempet sekarang (waktu taun di rilis masih merantau dan emang ga terlalu suka nonton b

ioskop). Film kali ini menceritakan si Ethan Hunt (Tom Cruise) yang nikah dan tetep harus menjalankan misi dari IMF (Impossible Mission Force). Penculikan, penggunaan teknologi, dsb. melekat di film ini (sama seperti film2 spy lainnya). Yang menurut saya keren dari film ini adalah kemampuan berpikir si Ethan yang cepat. Taktis dan tepat sasaran, mampu berpikir di saat-saat yang kritis, kuat, dan cekatan (yes..Tactical and Deadly action). Akhir dari cerita ini juga udah ketebak…di akhir, jagoannya menang dan hidup happily ever after. Link:http://www.imdb.com/title/tt0317919/plotsummary


Malam semakin larut dan pagi semakin mendekat. Setelah solat subuh, saya tergoda untuk menonton film lainnya: Tropic Thunder

Film dengan genre komedi ini cukup belegug. Film ini bercerita tentang pembuatan film perang yang sangat hebat, dahsyat, dan paling mahal di dunia yang tidak pernah dibuat (the gratest, the most expensive, war movie that NEVER made). Menurut salah seorang teman saya di LSS, film ini ga terlalu rame, tapi setelah menonton dengan menghiraukan opini dia, film ini cukup menegangkan, konyol, dan lagi-lagi belegug.

Cerita dimulai saat sebuah persh film dengan sutradara yang belegug (bukan sutradara asli filmnya!) berniat membuat sebuah film tentang Sergeant Four Leaf, pahlawan Amerika di Vietnam (ceritanya…). Berbagai macam efek perang yang mahal mereka pakai untuk pembuatan film ini. Namun sayangnya koordinasi yang buruk dari sang sutradara menghancurkan semua ini. Setelah dicaci maki oleh produser yang memberikan biaya untuk pembuatan film, si sutradara mendapat bisikan dari orang yang mengaku adalah Sgt. Four Leaf yang asli. Dia menyarankan membuat film perang asli dengan menaruh aktor-aktornya di medan hutan dan membiarkan mereka melalui jalur perang yang asli. Kejadian buruk pertama menimpa si sutradara karena dia menginjak ranjau asli bekas perang Vietnam dan mati! Namun para pemain film menganggap itu hanya rekayasa belaka. Perjalanan dilanjutkan dan rombongan “tentara” itu bertemu dengan gembong narkoba Vietnam. Jadilah mereka bertempur dengan PD-nya (dikira itu bagian dari script) dan…menang. Di tengah perjalanan, seorang aktor menyadari klo mereka menjalani medan yg asli, akhirnya rombongan terbagi dua dan setelah itu mereka mulai melakukan kejadian2 konyol. Mulai dari tertangkap gembong narkoba tetapi menyangka itu masih termasuk script bagian POW (prisoner on war), melakukan aksi penyelamatan, sampai akhirnya berhasil menghancurkan gembong narkoba tersebut….dan lagi-lagi, jagoannya menang.

Film-film ini bagus, cukup menghibur di akhir pekan yang banyak tugas…

4 Comments on "Malem-malem di Cicadas"


  1. bagus…saya sih suka pelm2 begituan.Tapi emang rame..cuma sayang, ce yg d transporter g secantik yg di JB.Kurang duit kali ya buat teken kontraknya..haha

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *