Braga Festival 2008 & Tahun Baru 2009


Untuk pertama kalinya dalam hidup, akhirnya saya mengunjungi Braga Festival juga. Dulu pas jaman-jaman SMP saya bukan orang yang suka jalan-jalan, jadinya ga tau apa itu BragFest. SMA di luar kota, jadi ga mungkin datang kesini. Pas kuliah tingkat satu ga tau (lupa lagi) alesannya kenapa ga datang. Pas taun kemaren…hmmm..kenapa ya??Kayanya kelupaan deh ada BragFest. Tahun ini pun hampir ga datang, soalnya sore kemaren pas udah di rumah setelah pulang dari kampus dan makan siang gratis (dengan voucher hasil jerih payah seseorang) di Gokana rasanya males banget untuk beranjak ke jalan Braga. Tapi untungnya setelah mandi sore dan kuatnya rasa penasaran terhadap Festival di jalan Braga itu, saya pun berangkat.

(Oia, untung anak-anak LSS ngasih info tentang Braga Festival ini!Jadinya saya tau…)

Saya pun ngebut menuju Braga untuk menyusul anak-anak LSS yang lain dengan mengajak orang yang ngasih voucher Gokana tadi. Parkir di Braga City Walk, sholat Maghrib di musholla, terus naik ke Jalan Braga (Bragaweg). Waaah…pertama kali nih. Braga Festival: isinya penuh dengan stand-stand kesenian, kebudayaan, kuliner, orang-orang yang hilir mudik, penjual mainan anak-anak, dan suasana malam yang hangat.

Kami pun menyusuri Jalan Braga dari utara menuju selatan di ruas kiri dan kembali ke arah BCW melalui ruas kanan jalan. Stand-standnya menarik menurut saya, tapi menurut orang lain yang sudah pernah ke BragFest sebelumnya, tingkat kerameannya menurun. Kami melihat-lihat stand seni patung yang dibuat dari pahatan kayu, stand-stand kuliner (dari mulai cafe hotel berbintang hingga jajanan kaki lima ada di sini), stand yang jualan kaos, dan tak lupa deretan lukisan yang memang biasa dijual di sepanjang Jalan Braga.

Di ujung Jalan Braga yang bersimpangan dengan Jalan Asia-Afrika atau dahulu disebut Jalan Raya Pos (Postweg) panitia mendirikan panggung untuk diisi hiburan-hiburan seperti band,dsb. Ada satu yang mencuri perhatian saya. Ternyata Museum Asia-Afrika masih dibuka (mungkin memang sengaja dibuka). Kami pun masuk ke dalam. Waah..nostalgia lagi nih. Dulu jaman SD, saya sering banget main ke sini bersama teman-teman. Biasanya sebelum berkunjung ke museum ini (terutama perpustakaannya), kami menghabiskan waktu di Perpusda (Perpustakaan Daerah Jawa Barat) yang menghadap Sungai Cikapundung. Tentunya bacaan favorit kami adalah komik-komik Jepang. Kadang-kadang saya berpikir, hebat juga ya anak SD mainannya museum dan perpustakaan yang terletak cukup jauh dari sekolahnya (SD saya di Assalaam,Jl.Sasakgantung). Soalnya klo ngeliat adik-adik saya sekarang yang biasanya main PS dan semacamnya, kayanya langka orang-orang seperti Geng Pramuka saya dulu.

Akhirnya kami pun memasuki Museum KAA di malam hari. Kondisinya jauh lebih baik dari kunjungan saya yang terakhir (saat SMP). Mungkin sudah direnovasi saat acara 50 tahun KAA (tahun 2005, saat itu saya masih di Magelang). Kami menyusuri isi museum dan mengunjungi pameran “Diplomasi Untuk Papua” yang digelar di bagian lain gedung tersebut (FYI: pameran ini diadakan hingga 6 Februari). Malam itu, sayangnya, saya tidak membawa kamera digital. Jadilah kami hanya foto-foto melalui HP yang resolusinya terbatas.

Puas “berpetualang” di dalam gedung, kami kembali ke luar. Melewati gapura Braga Festival yang sedang memutar film mengenai Priangan dan Jalan Braga itu sendiri, mengunjungi stand KPA, dan kembali ke basement BCW.

Taun Baruan
Meskipun saya dan keluarga bukan tipe orang yang merayakan tahun baru, tapi momen ini biasanya kami manfaatkan untuk kumpul skeluarga. Malam kemarin, setelah dari Braga, saya diundang makan malam oleh tantenya yang ngasih voucher Gokana. Suasananya rame dan makanannya enak. Makasih gembil!

Selesai dari sana, saya langsung ngebut ke rumah karena ga mau ketinggalan film Harry Potter and The Goblet of Fire. Hehe..yup, saya memang penggemar novel Harry Potter. Sampai di rumah, ternyata cuma ada bapak. Jadilah setelah sholat Isya, saya ngacir lagi ke rumah bibi yang tidak jauh dari rumah saya. Ternyata…lagi pada bakar jagung!saya pun langsung masuk ke dalam rumah dan nonton HarPot sambil menunggu jagungnya mateng. Hehe..licik banget si aa, adik2nya pada bakar jagong, ga dibantuin. Bantuin ko, bantuin ngabisin….

Setelah HarPot hampir selesai dan jagung hampir habis, menjelang tengah malam kami diajak ke loteng rumah tetangga dan menikmati pesta kembang api gratisan. Bandung utara, Bandung timur, Bandung selatan, Bandung barat, langitnya penuh dengan warna dari percikan api. Indah sekali malam itu…

Saya pun pulang dan tidur…
🙂

2 Comments on "Braga Festival 2008 & Tahun Baru 2009"


  1. hey hoo..met taun baruu!hehehehey kamu! ada dua kesalahan soal blognya..pertama: acit mah udah lebih dulu eksis, dari taun 2006..ari ghani baru taun 2008kedua: kmu lebih muda, jadi musti ngelehan..heheheganti templatenya yaa..:Dhihihi

    Reply

  2. yeee…iya deh…sebenernya gpp sih template sama,cm masalahnya kita udah kenal sih..tapi yg finalsense.com kyny udah banyak y..ada sumber lain ga?

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *