Sebuah Ikrar

….
Kami bertekad, bertekad kan lebih baik lagi
kami bertekad berprestasi lebih tinggi lagi
dengan Rahmat-Mu kami pantang menyerah
kami bertekad wujudkan amanat Prasasti
tunggulah kami dalam reuni di kampus tercinta ini
20 tahun lagi
….
diambil dari:
“Prasasti” (syair: Tarwotjo* ; lagu: Elizabeth E.S.**)

Semoga syair di atas bisa mengembalikan semangat saya dan teman-teman pembaca yang sedang didera efek demotivasisasi (pusing yah??). Istilah saya klo kita sedang mengalami perasaan depresi, males, sakit, dan sodara-sodaranya.

(Ingin berbagi pengalaman)
Iya nih, hari ini sedang mengalami kondisi seperti itu. Saya baru tersadar produktifitas saya menurun akhir-akhir ini. Jadi agak-agak males
dan sering maen game (game yang lagi saya maenin game strategi : Hearts of Iron II). Keren banget boi! Tapi ntar ajalah saya ulas.

Demotivasisasi
Mungkin banyak faktor yang membuat kondisi saya dan mungkin segelintir orang lain jadi seperti ini. Bisa faktor keluarga, lingkungan, akademis, dan lain sebagainya. Namun yang saya rasakan, dan mungkin juga inilah kesalahan besar saya, saat mengalami kegagalan susah untuk berdiri lagi. Ya, saat semester 3 lalu, nilai akademis saya cukup terpuruk. Di situlah saya merasakan gagal segagal-gagalnya. Namun karena tidak saya tangani, efeknya memanjang sampai sekarang. Motivasi saya dalam bekerja dan belajar tidak sekuat dulu.

Unlocking Potential Power
Tadi siang saya membuka-buka sebuah modul pelatihan manajemen diri, training MSQ, yang pernah saya ikuti hampir 3 tahun yang lalu. Saya terenyak melihat sebuah slide yang isinya:
“WASPADALAH…! MALAS akan membuat kehidupan tak bermakna, bila motivasi hidup sudah tak dimiliki, maka sama halnya manusia tanpa motivasi adalah MATI sebelum ajal menjelang”
Tata bahasanya kurang baik, namun maknanya cukup jelas: Motivasi adalah energi manusia untuk hidup, jika motivasi kita sudah tidak ada, tak ada bedanya dengan mobil tanpa bahan bakar, mati…

Duh…ngeri. Saya pun tersadar. Lalu saya membuka lembaran binder masa SMP-SMA. Saya membaca testimonial dr teman-teman saya. Sangat menampar wajah saya! Ternyata selama ini saya telah membohongi “kemampuan tempur” diri saya. Di kertas-kertas kecil itu teman-teman saya menuliskan kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan saya. Ya, dulu saya memang gencar sekali mencari feedback dari orang-orang, ditambah lagi kesan-pesan yang wajib kami kumpulkan sebelum lulus dari SMA. Tulisan-tulisan itupun makin memperbanyak informasi tentang diri saya.

manusia tanpa motivasi adalah MATI sebelum ajal menjelang

Saatnya Berubah (lagi)
Sungguh dahsyat dan bahaya sekali si demotivasisasi ini. Saya bersyukur, tersadar sebelum terlambat. Sekarang sudah saatnya mengembalikan impian-impian yang ingin digapai, mengembalikan kinerja diri seperti sediakala.

Teman, semoga tulisan ini bisa jadi inspirasi. Jangan sampai terperosok lubang dua kali.

Oia, tambahan, biar makin semangat harus saya pajang foto-foto orang yang menginspirasi saya:*)Professor, 1st TN Headmaster
**)TN’s teacher

2 Comments on "Sebuah Ikrar"


  1. woy,,tanggung jawab woy..gara-gara baca postingan ghani,, jadi udah nginstall Hearts of Iron II : Doomsday… heu..ajarin lah cara maennya

    Reply

  2. klo ngeinstall mah, sok lah saya tanggung jawab…tapi mun ketagihan ga mau ya..saya udah rencana mau mosting tentang HOI da…tungguin aja

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *