Seperti biasa kau berjalan-jalan di gang sempit itu,
melihat-lihat barang yang dijajakan penjual-penjual mainan kelontong,
kau melihatnya,
mainan yang berbeda dari yang lainnya,
dan seperti mainan-mainanmu sebelumnya,
emosimu mengatakan kau akan menjaganya dengan sepenuh hati,
membuat dia menjadi spesial,
membuat dia diperlakukan lebih dari sekedar mainan,
Saat istirahat kedua,
anak-anak sebayamu berhamburan keluar,
ternyata diantara mereka ada yang menginginkan mainan itu,
dengan cepat kau mengatakan bahwa mainan itu jelek,
dengan segala upaya kau meyakinkan mereka bahwa mainan itu mahal harganya,
padahal kau sendiri tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya,
namun karena itu adalah mimpimu, kau tidak mau menyerah,
kau menjaganya dari kejauhan, sembari mengumpulkan uang untuk membelinya,