All New Istiqlal 2021

Pertama kalinya saya mengunjungi Masjid Istiqlal adalah saat akhir Ramadhan di bulan Juni tahun 2019, dua tahun yang lalu, bareng alm. Mas Sapto. Lalu, malam minggu kemarin saya menyempatkan untuk berkunjung ke Masjid Istiqlal lagi karena berdasarkan info dari teman, Masjid Istiqlal sudah dibuka untuk jamaah setelah direnovasi selama 14 bulan. Dari berita yang saya baca, renovasi dimulai sejak bulan Mei 2019. Setelah renovasi selesai, dilakukan hand over dan setelah itu ada masa persiapan hingga bisa dibuka kembali.

Saya mengunjungi Istiqlal bersama adik saya untuk solat tarawih. Kami masuk dari pintu di Jalan Perwira. Ternyata dari pintu gerbang ini cukup jauh untuk mencapai pintu masuk ke dalam masjidnya. Lebih baik masuk dari sisi depan Katedral (Jalan Katedral) agar jarak berjalan kakinya lebih dekat. Tapi kalau kita membawa kendaraan, masuknya perlu dari Jalan Perwira untuk menuju basemen parkir, sebagai fitur baru di Masjid Istiqlal ini. Ralat: ternyata pintu masuk dari arah katedral tidak dibuka. Jadi kita hanya bisa masuk lewat pintu di Jl. Perwira atau pintu sisi Stasiun Juanda/halte busway di Utara.

Peta situasi Masjid Istiqlal dengan pintu masuk kendaraan dari Jalan Perwira.

Tampak luar masjid tidak banyak berubah. Tapi susananya lebih lengang dan tertib karena tidak ada lagi pedagang asongan yang biasanya berjualan di sekitar masjid. Saat kami masuk mesjid, petugas memberikan plastik untuk membungkus alas kaki. Protokol covid seperti fasilitas cuci tangan dan pengecekan suhu pun disediakan. Di lantai bawah ada dispenser air yang bisa didapat dengan cuma-cuma. Beberapa gelas plastik pun disediakan. Tapi saya sarankan lebih baik kita bawa botol sendiri. Fasilitas ini sangat membantu jamaah dan sepertinya kompensasi yang bagus dari menghilangnya pedagang asongan yang biasanya menjual minuman. Dengan demikian kita tidak perlu khawatir kehausan.

The Two Towers (Monas tampak di kejauhan)
Monas tampak dari lantai 2

Naik ke lantai dua menuju ruang utama masjid, saya melewati koridor yang jauh lebih rapi. Ada pula tanaman rambat yang indah (sepertinya ini tanaman Lee Kuan Yew yang sempat disinggung di berita media main stream) di lapangan terbuka di lantai dua ini. Lalu, saat memasuki ruang utama, saya sangat terpana dengan remake interiornya. Sekarang ruang utama masjid tampak lebih terang dan megah. Perubahan-perubahan yang signifikan yang dapat saya kenali adalah adanya lampu LED yang sangat banyak terpasang di langit-langit. Lalu adanya kipas angin besar yang sekarang menyatu dengan pilar. Jadi keberadaan kipas ini sekarang lebih estetis tanpa menghilangkan fungsinya. Silakan lihat perbedaan interior masjid dari foto saya yang diambil di tahun 2019 dan yang diambil 2 hari yang lalu.

Suasana dan interior ruang utama masjid di tahun 2019 sebelum renovasi
Suasana dan interior masjid yang baru. Tampak megah dan lebih terang ya!

Saya merasakan kemegahan mesjid yang semakin terasa setelah renovasi ini. Ibadah pun jadi makin nyaman. Penambahan lampu-lampu LED juga bisa mereduksi kebutuhan energi masjid secara signifikan untuk jangka panjang. Lalu saya juga memerhatikan penambahan fitur safety seperti smoke extraction fan (saya tau tentang ini gara-gara ada hal yang sama terkait fire safety yang perlu di desain di proyek yang sedang saya tangani).

Smoke extraction fan

Sekian liputan dari kunjungan saya ke Masjid Istiqlal. Semoga kita bisa terus memakmurkan Masjid Istiqlal ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *