Pengalaman di bangku sekolah Vietnam

Hari ini saya dapat reminder dari Google photo tentang pengalaman saya tepat 3 tahun yang lalu. Jadi, 1 Juli 2018 saya sempat mengikuti tes kemampuan bahasa Jepang (JLPT) N3 di Vietnam. Setelah coba daftar, tempat tes saya diumumkan di sebuah SMP di distrik Binh Thanh (klo ga salah). Sekolahannya tampaknya baru di renovasi. Ini beberapa pemandangan yang saya rekam.

https://videopress.com/v/0V9lUL2u?preloadContent=metadata
https://videopress.com/v/ISVQXG4q?preloadContent=metadata

Penampakan sekolahnya mirip-mirip dengan di Indonesia walaupun sepertinya lebih modern. Oia saat tes saya dikelilingi anak-anak yang lebih muda. Hehe. Hanya satu yang “agak tua” seorang suster yang berencana bekerja di Jepang. Memang akhir-akhir ini Jepang banyak “mengimpor” tenaga kerja dari negara-negara ASEAN, untuk bidang-bidang yang belum bisa diotomasi seperti hospitalities (rumah sakit, hotel) atau bidang pertanian.

Oia, ada satu cerita yang menarik tentang pelajar di Vietnam. Jadi di sana ada yang namanya organisasi Ho Chi Minh Communist Youth Union, atau Persatuan Pemuda Komunis Ho Chi Minh. Saya sering nyebut “Pemuda Ho Chi” biar ngga terlalu serem. Kegiatan mereka itu bisa beraneka ragam, tapi sejauh yang saya amati rata-rata kegiatannya itu volunteer. Ternyata dulu salag satu kolega saya, dia posisinya sekretaris di tim kami, adalag anggota persatuan tersebut. Dan saya tahu kemudian bahwa cara masuknya pun ngga sembarangan. Mereka akan merekrut pelajar-pelajar yang pintar dan berprestasi. Memang betul sih, temen saya ini cukup cerdas. Dia tidak lama kerja di tim kami dan langsung ambil internship di Swiss. Setelah itu kembali ke Vietnam untuk bekerja di universitas.

Sepertinya proses pembinaan Pemuda Ho Chi ini cukup bagus. Mungkin alumni-alumni nya menjadi orang di belakang layar pemerintahan Vietnam. Semacam think tank nya. Karena saya sempat berpikir dan curiga banyak orang pintar yang kerja di belakang politisi-politisi Vietnam dikarenakan akselerasi pembangunannya yang cukup signifikan di sana. Memang imvestasi yang paling benar itu lewat pendidikan. Di sana juga buku-buku impor harganya tidak mahal karena tidak dikenakan pajak. Jadi, kalau ke Vietnam, sempetin beli buku aja 😉

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *