Financial Planning

Berada jauh dari rumah dan hidup sendiri dengan modal tertentu per bulannya, merupakan tantangan sendiri bagi kita yang mengalaminya. Saya sudah pernah merasakan pengalaman ini saat bersekolah jauh dari kota kelahiran, kini saya merasakan pengalaman yang sama untuk kedua kalinya. 

Melakukan perencanaan finansial (financial planning) adalah salah satu cara untuk “hidup berkelanjutan.” Karena kita perlu mengatur segala kebutuhan kita dengan menggunakan sumber (resources) yang ada. Dari perencanaan finansial itu juga kita bisa mengevaluasi sifat konsumtif serta dapat menentukan prioritas pengeluaran yang harus kita lakukan. Saat SMA dulu saya mencatat segala pemasukan dan pengeluaran saya per bulannya di sebuah buku kecil. Dari catatan pengeluaran untuk jajan hingga tagihan hutang piutang saya catat semua. Namun kondisi dahulu berbeda dengan sekarang. Dahulu jika saya kekurangan uang, mungkin dengan mudahnya saya bisa meminta kiriman dari orang tua. Sekarang, dalam kondisi belajar di negeri orang dengan beasiswa yang jumlahnya sama per bulannya, perencanaan finansial saya harus lebih rapi.
Memaksimalkan Alat Bantu (software)
Sebelum saya berangkat ke Jepang, saya mendownload financial planning sheet dari website yang menyediakan berbagai macam template calculation sheet di excel: www.vertex42.com. Awalnya saya mengunduh “College Budget Template,” namun tampilan dan feature-nya terlalu umum. Akhirnya saya memodifikasi financial planning sheet saya sendiri.
Secara umum item-item yang ada dalam sheet saya adalah:
– Income
– Expense
– Saving (saving bulan yang sedang berjalan serta akumulasi bulan-bulan sebelumnya)
Untuk list “expense”, saya membaginya ke dalam beberapa kategori kebutuhan dan setiap kategori tersebut terdiri dari bagian “planning” dan “actual expense.” Bagian “planning” berisikan besar pengeluaran yang akan kita keluarkan setiap bulannya. Sejak awal saya merencanakan besaran pengeluaran yang diperlukan untuk tiap-tiap kebutuhan. Istilahnya merancang APBN dulu. Lalu di bagian “actual expense”, saya mencatat akumulasi dari pengeluaran per hari. Ya, per hari. Saya mencatat setiap yen yang saya keluarkan. 
Bagaimana caranya?
Saya mendapat bantuan dari aplikasi di HP saya yang bernama “Expense Log”. Dengan apps ini saya bisa mencatat kegiatan finansial yang saya lakukan, apakah itu pengeluaran atau pemasukan. Apps ini bahkan bisa menyimpan bukti foto dari receipt/kuitansinya, juga dapat memperlihatkan perbandingan pemasukan dan pengeluaran kita per bulannya.
Tampilan input dan pencatatan di apps “Expense Log”
Grafik pengeluaran-pemasukan per bulan dari apps “Expense Log”

Lalu di akhir bulan saya mengekspor pencatatan tersebut melalui email. Output ekspor dari program tersebut berformat .csv dan bisa langsung kita olah di excel. Oleh karena itu mudah sekali bagi saya untuk menyalin kegiatan keuangan saya per bulannya dan mengkategorikannya di excel sheet yang sudah saya buat.

Tampilan “Financial Planning” sheet saya

Grafik perbandingan dari jenis-jenis pengeluaran saya per bulannya
Dari kegiatan “pembukuan” ini, saya bisa mengevaluasi pengeluaran saya, merencanakan kebutuhan yang akan dibeli, bisa menentukan pengeluaran yang “dibutuhkan”, dan menahan diri dari pengeluaran yang “diinginkan.”
Menarik dan mudah kan?

7 Comments on "Financial Planning"


  1. wah, baru tahu ada programnya segala. biasanya cuma dicatat di excel terus nanti kalo data bulanannya udah banyak bisa dibikin kurva garisnya. seru yaterimakasih infonya, kak 😀

    Reply

  2. Lebih bijak kalau misalnya menabung di awal dulu gan,,sisanya baru dipakai untuk biaya hidup dll,,Lebih mantap lagi kalo dibuat resume grafiknya jadi bisa dibandingkan per tahun kemajuannya kaya gimana,,sekedar saran sih hehe,,-wawa-

    Reply

  3. @AnonimUdah ada ko…emang budget buat tabungan juga dimasukin. Ditentuin per bulan berapa. Tapi klo dari tiap2 pengeluaran ada sisa, dimasukinnya ke tabungan lagi. Jadi tabungannya bertambah.Nuhun Kang wawa benzeth 🙂

    Reply

  4. Gan. Saya sekarang kan SMA 3. Rencana mau kuliah teknik juga di jepang. Boleh cerita2 ga gmana awalnya agan bisa kuliah dsana? Hahhaah

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *