Banyak kejadian yang keliatannya random tapi setelah dipikir-pikir, itu seperti kejadian yang sudah diatur. Tinggal kitanya saja sadar atau ngga. Atau berusaha sadar (berpikir) atau abai.
Dua hari yang lalu dan juga pagi saya baca-baca buku Syarah Al Hikam nya Aa Gym. Kebetulan bab yang dibaca tentang bab menyikapi pujian dan bab menghindari putus asa karena dosa. Khusus tentang bab pujian, manusia mana ya yang ngga suka pujian. Mungkin ada sih, yang level kesolehannya sudah sangat tinggi. Yang bagi dia dunia sudah bukan tujuan utamanya. Tapi sebagai manusia biasa, sepertinya saya dan mungkin sebagian dari kita sangat menyukai pujian. Pujian ini bisa membuat kita terlena dan menderita.
Pujian itu excitement nya hanya sementara. Dan bisa jadi isi pujiannya ngga menggambarkan kondisi kita yang sebenarnya. Mungkin ada keburukan kita yang sedang ditutup oleh Allah SWT. Seharusnya kita merasa malu dan mengembalikan semua pujian kepada Yang Maha Terpuji.
Pujian juga sebetulnya bagian dari cobaan. Berat mana, cacian atau pujian? Untuk mengetesnya, kita perlu tanya mana yang lebih disukai hawa nafsu kita? Jawabannya pasti pujian. Oleh karena itu, pujian adalah cobaan yang lebih berat dari cacian.
Sekarang, di era banyaknya media sosial, cobaan pujian ini semakin menggerayangi kita. Saat mau nge post di instagram misalnya. Bisa jadi niatnya untuk dapet like yang banyak. Atau yang awalnya murni mau share sesuatu yang bagus, tapi setelah lama-lama jadi cemberut gara-gara ngga ada atau sedikit yang nge like. Atau ada yang nge like tapi ngga ada yang comment bagus. Dengan perasaan haus pujian seperti itu, kita jadi membuat kondisi hidup sendiri diliputi kecemasan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan, yaitu pujian. Kondisi seperti itu sudah membuat orang/kita menjadi ketagihan dan hidup dalam penderitaan.
Jadi tipsnya saat mau bersosmed, kita perlu luruskan niat, apa yang mau kita share: sekedar berkomunikasi, becanda, membagikan hal-hal yang bermanfaat? Lalu, saat ada pujian, kembalikanlah kepada Allah SWT dan banyakin istighfar. Karena orang yang memuji tidak tahu kondisi kita sebenarnya.
Ada doa yang bisa kita amalkan saat menerima pujian. Artinya sangat bagus, diriwayatkan oleh Al-Baihaqi:
Allahumma anta a’lamu minni binafsii
Wa anaa a’lamu binafsii minhum
Allahummaj’alnii khairammimma yazunnuun
Waghfirlii maa laa ya’lamuun
Wa laa tu aa khidznii bimaa yaquuluun
Artinya:
Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri.
Dan, aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku.
Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangkakan,
ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku,
dan janganlah menuntutku dengan perkataan mereka.
(HR Al-Baihaqi)
Semoga tulisan ini bisa jadi pengingat buat saya.