Hamparan rumput yang tumbuh di sebuah dataran memberikan manfaat bagi hewan ternak sebagai sumber makanan.
Rimbunnya pepohonan hutan di lereng gunung memberikan jalan bagi air untuk meresap jauh ke dalam tanah, menambah cadangan air tanah untuk keberlangsungan makhluk hidup lainnya.
Bunga-bunga bermekaran menyediakan nektar yang akan dikumpulkan kawanan lebah untuk menjadi obat bagi manusia.
Keindahan bunga pun menjadi pemanja mata, pelepas penat, dan menjadi pengingat akan nikmat Tuhan yang banyak.
Sungguh tidak ada keberadaan makhluk hidup yang tanpa makna bagi sekitarnya.
Setiap harinya kita berkutat menghadapi tantangan hidup. Sejak kecil kita belajar, menghadapi ujian di sekolah, lalu beranjak dewasa kita mengemban tanggung jawab yang lebih besar untuk mencari nafkah bagi keluarga. Setiap orang pun punya cita-cita yang berusaha digapai dalam kesehariannya.
Saat satu per satu masalah hidup terlewati, beberapa wishlist atau cita-cita dapat tercapai, namun pernahkah kita terbersit akan makna hidup yang perlu kita cari dan jalani?
Dalam memaknai hidup kita, ada satu faktor yang perlu kita renungi jawabannya: untuk apa Tuhan menciptakan kita lahir dan bertumbuh di Indonesia?
Jangan lupa untuk menyertakan pertanyaan ini dalam aktivitas kita sehari-sehari.
Seorang dokter yang tumbuh di Indonesia, diharapkan mampu untuk berkontribusi menyehatkan masyarakat Indonesia.
Seorang ahli hukum yang tumbuh di Indonesia, diharapkan mampu untuk membela rakyat Indonesia meskipun di atas kertas.
Seorang diplomat yang tumbuh di Indonesia, diharapkan mampu untuk menaikkan martabat bangsa di dunia internasional.
Seorang sastrawan, guru, dan ilmuwan yang tumbuh di Indonesia, diharapkan mampu menghimpun ilmu pengetahuan yang bermanfaat, kata-kata penyejuk hati dan penuh motivasi, untuk mencerdaskan bangsa dan mengasah hati nurani rakyat Indonesia.
Seorang ibu yang tumbuh di Indonesia, diharapkan mampu mendidik dan membesarkan anaknya menjadi anak yang sehat jiwa raga untuk berbakti bagi tanah airnya.
dr. Soetomo, Bung Hatta, Ir. Djuanda, Buya Hamka, Ki Hajar Dewantara, BJ Habibie, dan mungkin ibu-ibu kita, adalah sedikit dari banyak contoh pendahulu-pendahulu kita yang sudah berhasil memaknai hidupnya, untuk apa mereka diciptakan Tuhan dan tinggal di negara kepulauan terbesar di dunia ini.
Di tahun ini, tema perayaan kemerdekaan republik ini sangat menyentuh diri saya. Mungkin tidak hanya saya, tetapi sebagian besar rakyat Indonesia dan warga dunia pun sudah merasakan kesulitan lahir dan batin di tahun-tahun penuh cobaan. Tahun ini adalah tahun pemulihan, tahun kebangkitan, untuk menjadi lebih kuat, demi tetap melanjutkan pembangunan jiwa dan badan.
Untuk Indonesia Raya!
Dirgahayu Republik Indonesia ke-77. Tanah airku tercinta.
Semoga kita dapat menemukan makna, untuk apa kita ditakdirkan tumbuh di negeri ini.
Permalink